How many people visited this blog?

Selasa, 20 Desember 2011

GFF "Slipping Away" (Part 2)

Slipping Away
            Keesokan paginya, aku ke sekolah dengan rasa senang! Hari ini adalah hari pertama semua anak anak berlatih untuk diuji oleh Sir Thomas minggu depan.
Damian : “Marissa!”
Aku : “Oh hey Damian!”
            Damian adalah kakak kelasku. Dia menyukaiku aku juga menyukainya tapi sekarang tidak. Karena aku merasa kalau Greyson adalah cinta pertama dan terakhirku.
Damian : “Have boyfriend now?”
Aku : “No! I’m still single”
Damian : “Berarti aku masih punya kesempatan?”
Aku : “Damian!!! Jangan konyol!!!!”
Damian : “Kau tau aku menyukaimu.. Dan kau masih single berarti aku masih punya kesempatan kan?”
            Damian memegang tanganku dia menatapku dengan tatapan penuh harapan. Sebenarnya tatapan matanya itu membuatku iba dengannya. Aku melepaskan genggaman tangannya.
Aku : “Maafkan aku Damian! Di hatiku sudah tidak ada perasaan untukmu lagi”
            Aku kembali berjalan menuju kelas. Sesekali aku melihat kebelakang dan melihat Damian sedih mendengar apa yang aku katakan.
Aku : “Sebenarnya kalau dipikir pikir kasian juga Damian tapi mau gimana lagi?”
            Di sepanjang jalan aku mendengar banyak anak anak yang berlatih. Tapi aku mendengar suara seseorang yang terdengar sangat bagus. Aku mengintip ke sebuah ruangan yang tidak kutahui namanya. Ternyata di ruangan itu ada Cameron.
Aku : “Ternyata suara Cameron seperti ini… Bagus sekali…”
            Dia juga masuk kelompok Greyson Chance. Dia memilih lagu Heart Like Stone. Mungkin karena dia sedang dilanda perasaan sakit hati. Kasian sekali dia.
Cameron : “Marissa? Sedang apa kau disini?”
Aku : “Nggg.. Tadi aku lewat dan mendengar suara seseorang yang sangat bagus dan ternyata itu kau”
Cameron : “Bagus? Bukannya sangat buruk ya?”
Aku : “Tidak Cameron! Aku baru sekali ini mendengarmu bernyanyi dan ternyata suaramu sangat merdu”
Cameron : “Thanks.. Kamu sendiri mau nyanyiin lagu apa?”
            Cameron menghampiriku yang berada di dekat pintu. Dia duduk disebuah meja yang berada di sampingku.
Aku : “Slipping Away”
Cameron : “Lagu kenanganmu dengan Greyson?”
Aku : “Ya…”
            Aku menundukkan kepala. Entah kenapa setiap aku mendengar kata kata “Lagu Kenanganmu Dengan Greyson” aku akan kembali sedih.
Cameron : “Don’t be sad, Marissa! Aku melihat kemarin di acara Ellen Greyson menelfonmu bukan?”
Aku : “Yeah…”
Cameron : “Ya sudah sebaiknya kamu ke kelas”
            Aku mengangguk dan berjalan menuju kelas sampai di kelas keadaan gelap dan terlihat sepi. Aku kebingungan.
Aku : “Ada apa ini?”
Class : “SURPRISE!!!!!!!!!!”
            Aku kaget tiba tiba lampu menyala dan semua murid sudah memakai topi ulang tahun. Bahkan Cameron juga sudah ada di kelas.
Aku : “A… Apa?”
Cameron : “Hari ini hari ulang tahunmu kan?”
Aku : “Iya! Tapi kalian masih ingat itu?”
Class : “Tentu!”
Aku : “Oh God! Thanks”
            Muncullah seseorang dari luar kelas. Ternyata itu Cody! Dia membawa kue ulang tahun yang bertuliskan “Happy Birthday Sister! I love you so much!”
Aku : “Cody!!”
Cody : “Tiuplah lilin ini… Don’t forget to make a wish!”
            Aku memejamkan mataku dan membuat permintaan. Aku pun meniup lilin itu. Semua murid member tepuk tangan untukku. Hari itu kami tidak belajar karena aku berulang tahun. Sungguh hari yang menyenangkan..!!! Tidak belajar, tapi malah berpesta xD
Sir Thomas : “Happy Birthday Marissa”
Aku : “Oh hey Sir! Thanks you”
Sir Thomas : “Apa orang tuamu tidak pulang ke Edmond? Hari ini kan hari ulang tahunmu?”
Aku : “Sepertinya tidak mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka”
Sir Thomas : “Be patient”
Aku : “Thanks ^_^”
Sir Thomas : “Oh iya jangan lupa nanti latihan untuk minggu depan”
Aku : “Aku tidak akan pernah lupa!”
            Sekarang bel pulang sudah berbunyi. Murid murid berhamburan menuju luar kelas. Aku dan Cody berjalan memasuki mobil seperti biasa. Bedanya aku lebih memilih duduk di mobil dan tidur menatap langit langit mobil.
Cody : “Tumben kamu mau duduk di belakang”
Aku : “Seperti itulah”
Cody : “Permintaan kamu tadi apa?”
Aku : “Mau tau saja”
Cody : “Dasar pelit!”
Aku : “MY SECRET!”
            Handphone Cody berdering. Dia segera mengangkat telfon itu. Aku hanya menunggunya selesai berbicara. Akhirnya dia selesai berbicara dan menutup telfon itu.
Aku : “Biar ku tebak… pasti itu Anabella”
Cody : “Yeah you’re right”
Aku : “Aku bingung sebenarnya kalian itu pacaran atau enggak sih?”
Cody : “MY SECRET! Hahahahahahaha”
Aku : “Dasar kakak menyebalkan!”
            Kami sudah sampai di rumah ternyata ada mobil Anabella di depan rumahku dan terlihat Anabella menunggu kami di luar rumah.
Anabella : “Hey guys!”
            Dia melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar. Pasti beberapa menit lagi Cody akan berlari ke arah Anabella dan memeluknya. Benar! Itu terjadi! Itu memang sudah biasa
Aku : “Aku tidak ingin menganggu orang yang ingin berpacaran jadi aku akan masuk ke kamar.. Ok?”
            Aku melangkahkan kakiku menuju dalam kamar tapi tiba tiba Anabella menarik tanganku. Dia tersenyum.
Aku : “What?”
Anabella : “Kau harus ikut!”
            Anabella dan Cody menarikku ke dalam mobil. Mereka tersenyum licik. Dasar pasangan kekasih yang aneh
Aku : “Kita mau kemana?”
Anabella : “Sudah lah kau diam saja ya”
Aku : “ Cepat beri tau kalau tidak aku akan berteriak teriak!”
Cody : “Tidak akan kita beri tau”
            Aku membuka kaca jendela mobil dan mulai berteriak –teriak. “Tolong!!!!!!!!!!! Tolong!!!!!!!!!!!” seperti itulah aku berteriak. Anabella langsung menarikku dan menutup mulutku.
Anabella : “Ok ok! Kita mau ke rumah Justin”
Aku : “Ke rumah Justin? Ngapain?”
Cody : “Sebenarnya ada masalah yang terjadi antara aku dan teman temanku… Tapi aku takut kalau nanti kamu kenapa napa di rumah…”
Aku : “Yah… Bilang dari tadi dong… Kalau gitu kan aku gak usah teriak teriak”
Anabella : “Maaf maaf”
            Kami sampai di rumah Justin. Anabella, aku dan Cody mulai memasuki rumah Justin yang mirip istana ini. Sampai di dalam kami melihat Justin sedang latihan tinju.
Justin : “Marissa!”
            Justin berlari ke arahku dan memelukku. Dia memang sangat saying padaku. Dia menggapku seperti adiknya sendiri.
Aku : “Hey Justin! Badanmu bau sekali… Hahahahahaha”
Justin : “Jangan salah! Keringatku ini bias membuat para wanita berteriak lho”
Aku : “Ya ya aku tau! Beliebers-mu itu memang sudah menggila ya….”
Justin : “Tapi aku lihat para Enchancers juga mulai menggila”
Aku : “Memang! Aku lihat makin hari Enchancers makin banyak saja”
Anabella dan Cody : “Ehem!!!!!!!!!!!!”
Aku dan Justin : “Eh maaf”
Annabella : “Ya udah Marissa main sama Jazzy dan Jaxon ya”
            Aku mengangguk dan berlari menuju kamar Jazzy dan Jaxon. Sementara Justin, Anabella dan Cody membicarakan sesuatu. Sudah 3 jam mereka membicarakan sesuatu akhirnya mereka memanggilku untuk pulang.
Aku : “Suddenly my heart start to feel yeah my heart start to feel my heart start to feel like stone… All around me silver and gold but my heart never heal my heart only feels like stone… Ohhhhhhhh like stone…”
Annabella : “Heart Like Stone?”
Aku : “Yep!”
Cody : “Hampir setiap hari dia menyanyikan lagu itu dan Slipping Away”
Annabella : “Aku tau kau sedang merindukan Greyson kan?”
Aku : “Yeah…”
Annabella : “Don’t cry your heart out ok?”
Cody : “Kenapa nyambung nyambungnya ke lagu aku nih?”
Aku, Cody dan Annabella : “Hahahahahahahahahaha”
            Kami tertawa bersama. Sampai akhirnya kami sampai dirumah. Anabella berpamitan pulang dan aku duduk di ruang tamu.
Cody : “Ini hadiah untukmu!”
            Cody memberiku sebuah kaset. Aku tidak tau itu kaset apa. Dari luar kaset itu sih sepertinya aku pernah melihat kaset ini.
Cody : “Kaset ini boleh kau buka saat Greyson datang musim panas nanti”
Aku : “Kenapa begitu? Ini kan hadiah ulang tahunku”
Cody : “Sudah ikuti saja kataku”
Aku : “Ok!”
            Aku membawa kaset itu ke kamarku dan menyimpannya di laci. Aku berusaha tidur tapi tidak bias karena aku terlalu penasaran dengan kaset itu.
Aku : “Sebenarnya itu kaset apa ya?”
            Aku mendekati laci dan mengambil kaset itu. Aku duduk di tempat tidur sambil memperhatikan kaset itu.
Aku : “Ini kaset apa ya? Sudah lah sekarang aku tidur saja”
            Aku meletakkan kaset itu di laci dan tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar