Slipping Away
Hari demi hari aku lewati dengan latihan yang keras. Akhirnya hari ini Sir Thomas akan menguji kemampuan kami. Aku semakin deg-degan. Apalagi yang ku dengar Matheus dari kelompok Justin Bieber memiliki suara yang sangat merdu.
Damian : “Sudah siap?”
Aku : “Belum terlalu sih.. Tapi aku akan berusaha !”
Damian : “Aku suka gayamu…”
Aku : “Gayaku?”
Damian : “Kamu tidak gampang menyerah”
Aku : “Hahahahaha tentu!”
Sekarang Sir Thomas menggiring kami menuju ruang teater. Disana sudah ada pemain musik yaitu kakak kakak kelasku. Aku duduk di bangku penonton. Peserta pertama Cameron!
Sir Thomas : “Ok untuk peserta yang pertama adalah Cameron”
Cameron : “Wish me luck!”
Aku : “Pasti aku akan mendo’akanmu”
Cameron melangkahkan kakinya dengan mantap. Dia pun sampai diatas panggung. Dia mengetes mic yang akan dia gunakan.
Cameron : “Hello guys! Aku akan membawakan sebuah lagu yaitu Heart Like Stone”
Musik pun mulai berbunyi. Cameron bernyanyi penuh perasaan. Matanya tertuju pada satu arah. Setelah kuselidiki ternyata matanya tertuju keada Lindsay. Lindsay itu mantannya Cameron. Setiap Cameron menatap ke arah Lindsay pasti Lindsay menunduk. Akhirnya Cameron selesai bernyanyi.
Aku : “Wow! Suaramu sungguh menakjubkan Cameron!”
Cameron : “Thanks”
Aku : “Oh iya tadi kamu selalu melihat ke arah Lindsay ya?”
Cameron : “Ya seperti itulah… Kamu tau kan aku masih mencintainya?”
Aku : “Aku tau Cameron… Yang sabar ya…”
Saat aku sedang asik berbincang-bincang dengan Cameron aku dikagetkan oleh seseorang yang memanggilku.
Sir Thomas : “Marissa!!! Giliranmu sekarang!”
Aku : “Yes sir!”
Aku berjalan menuju atas panggung. Aku memberi hormat kepada teman temanku dan tersenyum manis.
Aku : “Ok guys aku akan membawakan sebuah lagu yang berjudul Slipping Away”
Aku bernyanyi dengan penuh perasaan. Aku bernyanyi sambil mengingat setiap moment momentku bersama Greyson. Ku akhiri laguku ini dan kuhapus air mataku. Aku turun dari panggung dan duduk di sebelah Cameron. Tepatnya diantara Cameron dan Damian. Sekarang waktunya Matheus yang maju. Dia menyanyikan lagu Justin yang berjudul Mistletoe.
Aku : “Tenyata benar suaranya bagus”
Damian : “Tapi tidak lebih bagus darimu?”
Aku : “Oh really??”
Damian : “Yeah…”
Aku : “Sepertinya meragukan hahahahahahahahaha”
Kami mendengarkan Matheus bernyanyi sampai akhirnya semua siswa sudah bernyanyi. Sir Thomas naik ke atas panggung dan memberikan sebuah pengumuman.
Sir Thomas : “Setelah bapak lihat bapak sudah mendapatkan siapa yang paling bagus…. Yang paling bagus adalah Marissa dan Matheus”
Aku : “A.. Aku?”
Sir Thomas : “Ya kau Marissa”
Aku menunjukkan senyum yang lebar. Aku tidak percaya bahwa aku yang terpilih padahal Cameron juga memiliki suara yang bagus.
Sir Thomas : “Marissa dan Matheus akan bernyanyi di panggung ini musim panas nanti… Kalian akan mendapatkan pasangan kalian masing masing tapi bapak masih bingung… Mungkin akan jadi kejutan… Ok kalian boleh keluar dari ruangan teater”
Aku dan siswa siwa lainnya keluar dari ruang teater. Matheus menghampiriku dengan senyuman. Dia mengulurkan tangannya.
Matheus : “Selamat ya”
Aku : “Oh.. Hmmm thanks”
Matheus : “Suaramu sungguh bagus”
Aku : “Kau juga.. Malah lebih bagus…”
Matheus : “Good luck ya buat musim panas nanti”
Aku : “Iya”
Matheus pergi meninggalkanku bersama Damian dan Cameron. Cody menghampiriku kami bertiga.
Cody : “Bagaimana tadi?”
Aku : “SUKSES!”
Cody : “Congrats!”
Aku : “Thanks”
Cody : “Jadi apa hadiah yang kau terima?”
Aku : “Tidak ada hadiah apa apa.. Hanya saja aku akan tampil di panggung teater musim panas nanti… Nanti aku akan berduet tapi Sir Thomas masih bingung siapa yang pantas untuk jadi pasanganku”
Cody : “Oh ya sudah aku tunggu kau diparkiran”
Cody pergi meninggalkan kami bertiga. Kami bertiga menuju kelas dan membereskan buku buku kami. Yep! Bel pulang sekolah sudah berbunyi!
Aku : “Ayo kita pulang Cod!”
Cody : “Ok!”
Cody menjalankan mobilnya. Aku menyalakan music dan tak lain aku mendengarkan lagu Greyson. Aku sudah membeli albumnya lho… xD
Cody : “Kau tidak bosan bosan mendengarkan album itu?”
Aku : “Tidak”
Cody : “Coba ku hitung.. Dari minggu lalu kau sudah memutar album ini sebanyak 500 kali!”
Aku : “Hah?? Yang benar saja??”
Cody : “Enggak lah baru 100 kali”
Aku : “Mau gimana lagi.. Aku sangat suka dengan album ini!”
Cody : “Tapi kan masih banyak album album yang lain… Dan yang paling aku heran kau tidak pernah mendengarkan albumku!”
Cody terlihat cemberut. Memang aku tidak pernah mendengarkan albumnya karena pada dasarnya aku tidak suka dengan dirinya.
Aku : “Baik lah kakakku.. Aku akan mendengarkan albummu!”
Aku mengambil album Cody dan mendengarkannya. Sampai akhirnya kami sampai di rumah kesayangan kami ini. Kita biasa memanggil rumah HOME SWEET HOME :D
Aku : “Cody, bagaimana kalau merenovasi rumah ini?”
Cody : “Maksudmu?”
Aku : “Lihatlah! Rumah ini tampak menyeramkan apalagi ditambah dengan warna rumah ini yang hanya HITAM dan PUTIH”
Cody : “Benar juga sih”
Aku : “Ya udah tunggu apa lagi?”
Cody : “Ok! Ayo kita beli cat!”
Aku dan Cody berlari menuju mobil dan berjalan menuju took cat. Disana kami memilih cat.
Cody P.O.V
Aku dan Marissa sibuk memilih cat yang akan kita pilih. Aku mengambil warna coklat tapi Marisa menggeleng. Marissa mengambil warna pink tapi aku menggeleng.
Aku : “Warna pink itu terlalu perempuan”
Marissa : “Tapi kan aku perempuan”
Aku : “Tapi aku bukan perempuan”
Marissa : “Ya sudah ubah saja penampilanmu menjadi perempuan hahahahahaha”
Aku mengacak ngacak rambutnya. Dia hanya menggerutu dan aku malah tertawa terbahak bahak. Dia memang suka kesal saat aku mengacak rambutnya. Kami pun memilih milih cat lagi.
Aku : “Nah bagaiman kalau Kuning dan Biru?”
Marissa : “Ide bagus!”
Aku dan Marissa mengambil cat yang berwarna kuning dan biru dan bergegas menuju rumah untuk meng-cat rumah kami. Sesampainya di rumah Marissa mengambil 2 kuas.
Marissa : “Nah ini untukku dan ini untukmu”
Aku : “Ok sekarang kita cat yang bagian luar dulu bagaimana?”
Marissa : “Bagaiman kalau bagian belakang saja dulu?”
Aku : “Ya sudah aku cat yang bagian luar kamu yang bagian belakang”
Marissa : “ Ok!”
Aku segera berlari keluar sementara Marissa ke belakang. Dia sungguh bersemangat. Aku pun selesai mengcat bagian luar begitupun Marissa.
Marissa : “ Ok ! Sekarang kau cat bagian bawah dan aku bagian atas”
Aku : “Tidak tidak kau yang bagian bawah dan aku bagian atas”
Marissa : “ Ahhhh terserah kau saja lah”
Marissa pun mengecat bagian bawah dan aku bagian atas. Akhirnya semua sudah selesai di cat. Rumah kami kini menjadi sangat berwarna.
Aku : “Aku suka tampilan rumah kita yang baru ini”
Marissa : “Iya.. Ini terlihat lebih berwarna”
Aku : “Kau capek?”
Marissa : “Iya seperti itu lah”
Aku : “Aku buatkan Ice Tea ya”
Marissa : “Ok and thanks before”
Aku membuatkan Ice Tea untukku dan Marissa. Dia terlihat sangat capek. Dia pun meneguk Ice Tea buatanku dengan cepat.
Aku : “Sangat haus ya?”
Marissa : “Iya aku sangat haus”
Dia pun tiduran di sofa mungkin saking capeknya dia pun tertidur di sofa. Aku mengangkatnya ke kamar dan membiarkannya tertidur.
Aku : “Kasian Marissa.. Pasti dia terlalu capek”
Aku mematikan lampunya dan keluar dari kamarnya. Aku duduk di sofa sambil meneguk Ice Teaku. Sambil sedikit aku beres beres kan meja ruang tamu.
Aku : “Aku pikir pikir sepertinya Marissa dan Greyson itu pasangan yang cocok tapi mereka terlalu tertutup dalam mengungkapkan perasaan…”
Selesai aku membereskan sofa dan ruang tamu aku masuk ke dalam kamar. Aku menatap langit langit kamar. Aku mengambil fotoku dan keluargaku.
Aku : “Ibu dan ayah kenapa kalian tidak pulang pulang? Aku dan Marissa sangat merindukanmu.. Bahkan kemarin saat ulang tahun Marissa kalian tidak pulang ke Edmond… Apa kalian tidak sayang lagi padaku dan Marissa?”
Air mataku menetes. Pasti kau tau bukan perasaan seorang anak yang rindu dengan orangtuanya. Pasti kau juga pernah merasakannya.
Aku : “Ibu ayah.. Cepatlah pulang ke Edmond..”
Aku meletakkan kembali foto itu dan tertidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar